Feeds:
Pos
Komentar

Photo by Karolina Grabowska on Pexels.com

Kekeliruan yg lazim terjadi dalam memahami Generasi Digital adalah:

(1). Digital dipersepsi sekadar tentang Teknologi. Terkait Algoritma, Artificial Intelligence, Otomasi-Robotika, atau kecanggihan teknik manipulasi animasi.

(2). Digital dikira sekadar soal migrasi-transformasi dari lansekap offline (analog-konvensional) ke dimensi online (digital).

(3). Makanya, cara Generasi usia sepuh (Baby-Boomer & X) memahami Gen Digital, kebanyakan hanya berfokus pada aspek platform-gadget.

Padahal, digital adalah tentang perubahan cara Gen Z & Y mengidentifikasi-memaknai dirinya, di lingkungan-ekosistem baru.

Artinya, digital bukan sekadar soal medium-format-platform. Atau forum tempat mereka berkerumun.

Padahal, digital adalah terkait concern-belief-mindset mereka, terhadap ekosistem di sekitarnya. Dan itu mempengaruhi attitude-habit-behavior Gen Z & Y. 

Padahal, digital adalah tentang cara mengelola (mencari-mengolah-berbagi) informasi dari sekelilingnya. Artinya, itu tentang proses decision making. Bukan sekadar option-choice, yg disediakan utk dipilih.

Akibat kesalah-pahaman tersebut:

(1). Pemaknaan online connection-interaction, umumnya bersifat dangkal. Bahkan sesat.

(2). Digital, dikira soal “tempat” dan “cara-keterampilan bergaul” yg baru. 

Tak heran, banyak Generasi sepuh, yg belakangan mendadak memaksakan mengemas dirinya, menjelma ke dlm format-identitas baru. Demi se-olah2 dirinya dianggap mewakili-memahami-piawai soal Gen Zellennial-Millennial.

(3). Akibatnya, membanjiri platform dan gadget dengan pesan2 propaganda (yg masih ber-mindset konvensional tapi dikemas secara digital), dianggap cara yg efektif memikat-menaklukkan hati Gen Z & Y.

Forum debat Cawapres Jumat 22 Desember 2023 lusa, bisa menjadi ukuran indikator petunjuk:

Seberapa paham, para calon pemimpin harapan anak muda ke depan, benar2 paham Gen Z dan Y.

#AtlasBehavioralScience

#BehavioralSciencePaten

Hoax vs Rekomendasi Bermutu

How do products create habits? The answer: They manufacture them. The more often users run through these hooks, the more likely they are to form habits. Social Media as a habit-forming technology is already here, and it is being used to mold our lives. The fact that we have greater access to the web through our various connected devices—smartphones and tablets, televisions, game consoles, and wearable technology—gives far greater ability to affect our behavior.” – Nir Eyal, the Author of Hooked: How to Build Habit-Forming Products.

Ini harus jadi renungan bersama. Jangan-jangan sistem rekomendasi informasi yang kita gunakan selama ini, sudah tak lagi layak pakai. Sehingga mengakibatkan kerusakan akibat penyebaran fake news dan berita hoax, terjadi makin parahSebab, knowledge bukannya digunakan to elevate khalayak. Malah untuk to manipulate. Lanjut Baca »

Good journalism is good business practices; good business supports great journalism.”  – Lachlan Murdoch, co-chairman of 21st Century Fox.

Cara mengatasi fake news bukan dengan memperbanyak good news. Melainkan dengan menghadirkan good journalism. 

Tapi kenapa yang lebih dibutuhkan saat ini justru Lanjut Baca »

 

Facebook, Google, and Twitter (but especially Facebook) don’t make any more money by supporting journalism. The worst ‘fake news’ ever written is, that these companies somehow have a reason to care about good journalism. Facebook’s stock won’t skyrocket if its users share a hard-earned and important scoop over some meme.”— Sean Blanda, Co-founder of Technically Media.

Jurnalisme bermutu, tak bisa diandalkan bisa disediakan social media/media gratisan. Sebab jurnalisme yang serius butuh Lanjut Baca »

We decide to pull our advertising from YouTube, because Google was unable to provide specific reassurances, that our video ads or display content is classified [as acceptable] either quickly enough or with the correct filters.” – Havas, global agency whose clients include the Royal Mail, O2, BBC

Konten hoax dan fake news kembali makan korban. Setelah sebelumnya Facebook, Twitter dan Google , sempat terdampak, kini giliran YouTube yang dilanda dampak. Gara-gara menyebar konten tak patut, hampir 1.500 perusahaan raksasasa global, ramai-ramai menghentikan beriklan di jejaring sosial berbagi video terbesar sejagat tersebut.

Adalah laporan the Times of London, yang pertama kali menyoroti skandal “salah penempatan” iklan di YouTube: ternyata, ribuan iklan Lanjut Baca »

Pita Kaset Ruwet

While the continued return of vinyl rightfully draws a lot of attention, there’s another format that’s on the comeback trail: the cassette. Cassette album sales grew by 74 percent in 2016 with 129,000 copies sold (up from 74,000 in 2015) according to Nielsen Music.”  – Billboard.Com.

Di era ketika segalanya semakin serba digital, mungkin sulit membayangkan fakta ini: ternyata Kaset belum benar-benar mati terkubur zaman. Walau eksistensi kaset Lanjut Baca »

Kaset Pita Molor

 

The narrow-gap between vinyl sales and ad-supported streaming –which included services like Youtube, Vevo, and Spotify’s free version—is just one piece of the music industry’s increasingly complicated revenue puzzle. One that now consists of three near equal parts: physical sales, download, and streaming revenue.” – Report released by the RIAA, The Recording Industry Association of America.

Melanjutkan bahasan di posting sebelumnya, berikut adalah delapan alasan, kenapa pasar medium rekam fisik (Kaset, Piringan Hitam , dan compact disc), mengalami pertumbuhan Lanjut Baca »

Vault 7 WikiLeaks

The CIA’s malware arsenal, and dozens of ‘zero day’ weaponized, exploits against and allows it to hack into a wide range of US and European company products, including Apple’s iPhones, Google’ Android and Microsoft’s Window and even Samsung TVs, which are turned into covert microphones.” WikiLeaks’s official release.

Ini pesan penting bagi para Jenderal dan komandan pasukan. Sekadar kekuatan militer konvensional saja, tak lagi bisa menggaransi kemenangan perang yang gemilang. Ketika perang semakin berkecamuk, tak cuma sebatas di matra darat-laut dan udara, tapi juga marak hingga ke antariksa dan jejaring Internet, maka penentu kemenangan, adalah Lanjut Baca »

Cyber Terrorist

Governments should be safeguarding the digital privacy and security of their citizens. But these alleged actions by the CIA do just the opposite. Weaponising everyday products such as TVs and smartphones -and failing to disclose vulnerabilities to manufacturers- is dangerous and short-sighted.” — Craig Fagan, policy director for the World Wide Web Foundation

Apa motif dan tujuan CIA dan komunitas telik sandi Amerika, melancarkan mass surveillance dan population-centric operations? Bagian pertama dari artikel ini, sudah mengurainya.

Tapi, untuk lebih mudah memahami alasan, serta yang ingin dicapai di balik mass surveillance dan population-centric operations tersebut Lanjut Baca »

trump-jempol

The FAKE NEWS media (failing @nytimes, @NBCNews, @ABC, @CBS, @CNN) is not my enemy, it is the enemy of the American People.” – Donald J. Trump, POTUS.

Gaduh pertikaian Presiden AS Donald Trump versus mainstream media di Amerika, bisa menjadi bahan pembelajaran menarik. Tak saja bagi praktisi media, tapi juga bagi insan komunikasi serta marketer. Termasuk, bagi kalangan konsultan politik, yang sedang sibuk mengawal paslon Lanjut Baca »